Padajam makan siang, warung makan yang letaknya cukup dekat dari Alun-Alun Kota Mojokerto memang selalu penuh sesak pembeli CERITASEKSDEWASA Dari sekedar iseng, Sapto jadi mulai tertarik dengan cerita itu Tak jarang banyak pencari pesugihan yang berulang kali datang ke wilayah ini dengan berbagai alasan Setelah kejadian tersebut kecurigaan saya tentang pesugihan yang dilakukan oleh RudiBANDUNG, - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat mencatat setidaknya ada orang yang mengunjungi obyek wisata di Jawa Barat selama libur lebaran 2023. Kepala Bidang Destinasi Pariwisata Disparbud Jabar Ani Widiani mengatakan, rata-rata kapasitas kunjungan objek wisata di Jabar mencapar 70 persen."Total ada warga yang melakukan kunjungan destinasi wisata di Jabar. Dari sisi kapasitas 70 persen dari setiap destinasi wisata dan ada yang melonjak," ujar Ani, di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu 3/5/2023. Baca juga 7 Restoran Keluarga di Bandung dengan View Alam, Bisa Naik Perahu 11 Desa Wisata di Bandung, Bisa Bertani hingga Glamping Tradisional Obyek wisata yang paling banyak dikunjungi masih di seputar Pantai Pangandaran, serta destinasi di wilayah Bandung Raya dan Bogor Raya. Menurut Ani, pangandaran masih jadi primadona kunjungan wisata lantaran lokasinya berada di perbatasan Jabar dan Jawa Tengah. "Paling banyak dikunjungi adalah Pantai Pangandaran, berdasarkan data yang masuk Pantai Pangandaran ini dikunjungi sebanyak orang," ucapnya. Shutterstock/Nurhakim Baharsyah Pantai Timur Pangandaran. Pangandaran masih menjadi destinasi paling banyak dikunjungi di Jawa Barat selama libur Lebaran hanya Pangandaran, obyek wisata di Bogor Raya pun cukup diminati. Disparbud mencatat, kunjungan ke Kebun Raya Bogor, misalnya, mencapai orang selama libur Lebaran. "Kebun Raya Bogor orang, Sari Ater di Kabupaten Subang orang, Pantai Batu Karas, ini masih wilayah Pangandaran, ya, orang, kemudian Taman Safari di Kabupaten Bogor orang," papar Ani. Baca juga 20 Tempat Wisata di Pangandaran, Pantai hingga Akuarium Raksasa 8 Vila di Pangandaran, Ada Fasilitas Kolam Renang Kawasan wisata di Kabupaten Bandung Barat juga digemari wisatawan untuk memanfaatkan waktu liburan. Salah satunya adalah Floating Market Lembang. "Floating market ini juga masih banyak ternyata, ada orang. Hasil pemantauan kami obyek wisata lain di wilayah Lembang sekitar orang jadi lumayan banyak ternyata yang melakukan aktivitas wisata di masa libur lebaran," ucapnya. Berdasarkan asal wisatawan, mayoritas datang dari DKI Jakarta dan Jawa Tengah, serta wisatawan lokal asal Jabar. "Wisatawan utamanya dari DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan lokal di Jawa Barat," jelasnya. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Takjarang banyak pencari pesugihan yang berulang kali datang ke wilayah ini dengan berbagai alasan Pesugihan Terlaris Di bawah ini kami rangkum dalam kisah misteri paling mengerikan mulai dari kisah penampakan hantu, buto ijo, pesugihan tuyul, hingga cerita lain terkait dunia mistis dan dunia lain Cerita Dewasa pesugihan membawa nikmat Cerita
› Nusantara›Menyelamatkan Masa Depan... Pangandaran adalah permata pariwisata Jawa Barat. Namun, dengan segala keunggulannya, daerah ini rentan dihantam beragam isu, mulai dari pandemi, bencana, hingga cuaca. OlehMACHRADIN WAHYUDI RITONGA 6 menit baca Pangandaran adalah primadona pariwisata Jawa Barat. Keindahan panorama pantai selatannya telah mengundang banyak wisatawan datang. Namun, potensi itu juga rentan retak dihantam bencana alam, cuaca buruk, hingga pandemi. Sudah saatnya calon kepala daerah ikut memperhatikan sektor lain demimasa depan MULYANA SINAGA Pengunjung berkuda di pantai barat Pangandaran, Jawa Barat, Selasa 20/3/2019. Pangandaran merupakan kawasan wisata di pesisir selatan Jabar. Langit Pangandaran, Selasa 10/11/2020, muram. Mendung, sama seperti raut muka Jeje 49 yang lesu menatap lautan. Di tepi pantai Pangandaran, dia duduk di atas perahu sewaan yang tak kunjung menjaring buruk itu seperti menyambung hujan deras yang sempat turun pagi hari. Bagi mereka, hujan jarang membawa kabar gembira. ”Kalau hujan, orang-orang tidak mau naik perahu. Hari ini, saya baru dapat seorang,” ini, hujan adalah ujian kesekian kali yang harus diterima dengan lapang dada. Terparah adalah dampak Covid-19. Jeje bahkan tidak berpenghasilan selama empat bulan. Kondisi itu, katanya, adalah yang terburuk selama puluhan tahun menjadi penyewa perahu di Pangandaran, ”raja” destinasi wisatawan pantai Jabar.”Covid membuat hotel-hotel tutup dari Maret hingga Juni. Restoran kosong. Padahal, wisatawan yang menginap di hotel dan makan di restoran adalah pelanggan utama saya,” dua bulan lalu, dia perlahan mengais rezeki. Dia pernah mendapat Rp 1 juta saat akhir pekan. Wisatawan mulai berdatangan meski tak pernah seramai sebelum tetapi, untung itu tidak lama. Pada Oktober 2020, isu tsunami menerpa Pangandaran. Kejadian itu sangat traumatis. Pangandaran pernah luluh lantak dihajar tsunami tahun 2006.”Efeknya sampai sampai sekarang. Saya mau menjual motor karena pelanggan sepi terus,” juga Nelayan Pangandaran Bersiap Hadapi Badai KOMPAS/MACHRADIN WAHYUDI RITONGA Puluhan perahu parkir di Pelabuhan Cikidang, Pangandaran, Jawa Barat, Rabu 11/11/2020. Cuaca yang tidak menentu dan kemungkinan badai membuat sejumlah nelayan mengurungkan niatnya untuk Badan Pimpinan Cabang Persatuan Hotel Dan Restoran Indonesia PHRI Pangandaran Agus Muyana menuturkan, tidak mudah bertahan di tahun ini. Beragam tantangan silih berganti datang dan sulit diredam.”Pangandaran sempat ramai setelah obyek wisata mulai dibuka Juni 2020. Dua libur panjang akhir pekan di pertengahan dan akhir Agustus mencatatkan hasil yang memuaskan, yaitu okupansi hingga 90 persen. Namun, sepi lagi karena ada isu tsunami. Pangandaran sangat sensitif terhadap isu kebencanaan,” itu jelas petaka bagi banyak manusia yang menggantungkan hidup dari wisata. PHRI Pangandaran memiliki 349 anggota. Ada lebih kurang orang yang menggantungkan hidup dari sektor pariwisata ini. Lebih dari 50 persen di antaranya berada di pantai data Badan Pusat Statistik BPS Ciamis, produk domestik regional bruto PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha di Pangandaran tahun 2019 mencapai Rp 11,3 triliun. Wilayah kerja BPS Ciamis hingga kini masih mencakup penyediaan akomodasi dan makan minum yang lekat dengan pariwisata menyumbang PDRB 9,36 persen atau Rp 1,06 triliun. Sektor penopang lain, seperti perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan sepeda motor, sebesar Rp 2,28 triliun, Selain itu, sektor transportasi dan pergudangan mencapai Rp 1,31 sempat ramai setelah obyek wisata mulai dibuka Juni 2020. Dua libur panjang akhir pekan di pertengahan dan akhir Agustus mencatatkan hasil yang memuaskan, yaitu okupansi hingga 90 persen. Namun, sepi lagi karena ada isu tsunami. Pangandaran sangat sensitif terhadap isu tetapi, pariwisata bukan yang terbesar. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menjadi penyumbang terbanyak, Rp 3,06 triliun. Sektor ini menyumbangkan 27,07 persen dari total PDRB. Namun, hal itu tetap saja tidak lantas membuat semua pelaku perikanan di Pangandaran bahagia. Muram di wajah Herman 58, buruh nelayan asal Desa Babakan, Kecamatan Pangandaran, 12/11/2020, Herman hanya bertopang dagu mengamati langit di ujung laut yang kelabu dari tepi dermaga Pelabuhan Cikidang, Pangandaran. Kapal kecil berukuran panjang kurang dari 5 meter milik juragannya tidak sanggup melaut di tengah badai.”Kalau begini, ya, saya tidak jadi melaut. Pulang ke rumah. Paling jadi kuli angkut galon atau elpiji dulu,” Herman, nelayan bergantung pada banyak faktor, mulai dari kondisi cuaca hingga sebaran ikan yang terkadang tidak diprediksi. Herman berlayar berdasarkan pengalaman hingga kondisi alam, bukan alat penangkap ikan berbasis digital.”Kemarin waktu panen, saya hanya bawa pulang Rp Lumayan karena sebelumnya malah tidak dapat apa-apa. Jadi buruh nelayan di sini nasibnya tidak menentu,” Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Pangandaran Muhammad Yusuf memaparkan, pandemi membuat ribuan nelayan kian terpuruk. ”Anggota kami lebih kurang nelayan yang tersebar di 11 titik pelabuhan. Kalau dari kegiatan, kami tidak terdampak, semua berjalan normal. Dampaknya di penjualan,” menuturkan, kondisi pandemi membuat harga jual ikan jatuh karena tangkapan sulit disalurkan. Padahal, nilai transaksi perikanan di Pangandaran mencapai lebih dari Rp 30 miliar dalam WAHYUDI RITONGA Para nelayan memilah hasil jaring pukat tarik di pantai Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Selasa 10/11/2020. Mereka menyingkirkan sampah dan material dari darat, seperti ranting dan daun, karena ikut tertarik pengolahanMenurut Yusuf, hal tersebut tidak akan terjadi jika Pangandaran memiliki teknologi penangkap dan industri pengolahan ikan. Dengan teknologi, nelayan tidak perlu khawatir harga ikan jatuh di masa panen atau sulit seperti pandemi kali ini.”Saat lockdown tidak ada ikan yang keluar dikirim dari Pangandaran. Kota-kota besar, seperti Jakarta dan Bandung, tidak menerima ikan kami. Jadi, kami hanya bisa mengonsumsi sendiri. Harga jatuh sampai lebih dari separuhnya,” itu, ia berharap ada kepastian dari pemimpin terpilih untuk lebih memperhatikan nasib warga pantai, baik itu penyewa perahu maupun nelayan. Dia melihat warga masih terlalu bergantung pada kondisi alam dan belum mendapatkan solusi alternatif di kondisi pelik seperti sekarang.”Semoga nanti pemimpin terpilih mau memperhatikan kami. Tidak hanya dari pariwisata saja, tetapi juga nelayannya. Soalnya, kedua sektor ini menjadi penyangga ekonomi Pangandaran. Ketersediaan tempat berlabuh juga harus memadai,” tidak keliru. Pangandaran tidak hanya wisata dan perikanan tangkap. Potensi tersebut antara lain perikanan budidaya, pengolahan hasil tangkap, dan sektor lain, seperti sapi potong dan Wijaya Nurahmat 37, pengolah kelapa di Kecamatan Parigi, merasakan hal itu. Sebagai Ketua Koperasi Mitra Kelapa Pangandaran, dia bersama lebih kurang 10 kelompok binaannya mengekspor cocopeat hingga ke China. Mereka memberdayakan lebih dari 100 pekerja dan 400 petani kelapa.”Kami membutuhkan tapas sabut kelapa mencapai 1,2 juta butir per bulan. Dari hasil olahan itu, kami bisa mengekspor 500 ton produk olahan per bulan, mulai dari cocopeat hingga cocofiber ke China, Jepang, dan Korea,” adalah media tanam sabut kelapa, sedangkan cocofiber digunakan untuk industri jok mobil dan kasur premium. Kedua bahan ini menggunakan serat alami sehingga diminati negara-negara pandemi, ujar Yohan, penutupan keran impor dari negara-negara tersebut berdampak pada pasar mereka. Namun, setelah impor dibuka, semua telah kembali seperti semula.”Sekarang, kami juga sedang penjajakan dengan beberapa negara Eropa. Sayangnya belum tembus. Sepertinya kami harus memperbaiki kualitas. Semoga saja ada asistensi dari pemerintah untuk memperbaiki mutu ini,” Yohan jelas butuh dukungan. Dengan rentetan dampak buruk saat hanya mengandalkan sektor tertentu, sudah saatnya calon bupati dalam Pemilihan Kepala Daerah Pangandaran 2020 menyediakan konsep jitu keluar dari ketergantungan. Meski belum bisa lepas dari bayang-bayang wisata, sumber daya alternatif telah masuk dalam rencana dua pasangan juga Pangandaran Jadi Percontohan Kawasan Wisata dengan Protokol Baru di Jawa BaratKOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA Peserta Pangandaran International Kite Festival menerbangkan layang-layang di pantai timur Pangandaran, Sabtu 13/7/2019. Salah satu tujuan kegiatan ini adalah mempromosikan destinasi wisata dan budaya di Kabupaten Pangandaran, Jawa calon Jeje Wiradinata-Ujang Endin Indrawan berambisi mencetak wirausaha muda dan mengembangkan pelaku industri kreatif, meningkatkan kualitas infrastruktur pertanian dan perikanan, hingga menggerakkan penanaman kelapa hibrida. Jeje yang petahana Bupati Pangandaran juga mengincar pengembangan kualitas sumber daya manusia lewat beasiswa perguruan pasangan Adang Hadari-Supratman, berambisi memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah UMKM beserta badan usaha milik desa, membuat pusat pembangunan ekonomi kreatif, hingga mengadakan pelatihan bisnis berbasis ekonomi digital. Adang merupakan petahana Wakil Bupati perkara mudah meyakinkan rakyat bahwa janji bakal jadi kenyataan. Kurang dari sebulan sebelum pemilihan berlangsung, mendung penuh ragu masih ada di sebagian calon pemilih.”Saya tidak bisa berharap. Toh, saat kepala daerah menjabat, saya tidak dapat apa-apa. Saya tetap menjadi buruh nelayan belasan tahun. Saya masih miskin, siapa pun pemimpinnya. Makanya, saya ragu memilih,” ujar gempita Pangandaran sebagai salah satu kawasan wisata unggulan di Jabar, bahkan Indonesia, seharusnya sejalan dengan tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Hingga tahun 2019, ada lebih dari warga miskin dari total penduduk yang mencapai jiwa. Pangandaran masih butuh solusi juga Gempa M 5,5 Pangandaran dari Zona Subduksi EditorCornelius Helmy Herlambang
6igt3k.